Harga Minyak Dunia Naik, Tren Penguatan Terus Berlanjut
lighthousedistrict.org – Harga minyak dunia kembali mencatat kenaikan tajam setelah penutupan perdagangan pada Rabu, 22 Oktober 2025. Penguatan ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru terhadap perusahaan minyak besar Rusia yang terkait dengan pendanaan perang di Ukraina.
Sanksi Baru AS Dorong Lonjakan Harga Minyak
Menurut laporan Investing.com, harga minyak mentah Brent berjangka naik USD3,03 atau 4,94 persen menjadi USD64,35 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) meningkat USD1,42 atau 2,43 persen ke posisi USD59,92 per barel.
Sehari sebelumnya, harga Brent ditutup menguat USD1,27 atau 2,07 persen di level USD62,59 per barel, dan WTI naik USD1,26 atau 2,20 persen menjadi USD58,50 per barel. Kenaikan beruntun ini menandakan tren penguatan harga minyak global yang dipicu oleh faktor geopolitik dan kebijakan ekonomi internasional.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menjelaskan, sanksi baru diberikan sebagai bentuk tekanan terhadap pemerintahan Presiden Vladimir Putin. “Mengingat penolakan Presiden Putin untuk mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini, Departemen Keuangan memberikan sanksi kepada dua perusahaan minyak terbesar Rusia yang mendanai mesin perang Kremlin,” ujar Bessent.
Dua perusahaan yang menjadi target sanksi adalah Lukoil dan Rosneft, dua raksasa energi yang memegang peranan penting dalam ekspor minyak Rusia. Langkah ini menambah tekanan terhadap pasokan global, mengingat Rusia merupakan salah satu pemasok minyak terbesar dunia.
Ketegangan Geopolitik dan Dampaknya pada Pasokan Energi
Kenaikan harga minyak tidak hanya disebabkan oleh sanksi terhadap Rusia, tetapi juga oleh meningkatnya kekhawatiran atas pasokan energi global. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang semula dijadwalkan bulan ini dilaporkan ditunda, menimbulkan ketidakpastian di pasar.
Selain itu, tekanan pemerintah Barat terhadap pembeli minyak di Asia untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan Rusia semakin memperketat suplai.
Langkah ini menandakan upaya AS untuk mempersempit ruang gerak ekspor energi Rusia, yang dapat mengubah peta perdagangan minyak global. Para analis memperkirakan kebijakan tersebut berpotensi mendorong negara-negara Asia mencari alternatif pasokan dari Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Perdagangan AS–Tiongkok dan Sentimen Pasar Energi
Selain faktor geopolitik, dinamika perdagangan antara AS dan Tiongkok turut memengaruhi sentimen pasar. Investor mencermati perkembangan negosiasi dagang antara kedua negara yang dijadwalkan berlangsung di Malaysia pekan ini.
Presiden Trump menyampaikan harapannya untuk mencapai kesepakatan dagang yang adil dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pertemuan mendatang di Korea Selatan. “Saya berharap bisa mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dengan Xi. Kami memiliki jadwal pembahasan yang panjang,” ujar Trump pada Rabu.
Menurut analis MUFG, Soojin Kim, laporan mengenai kesepakatan perdagangan antara AS dan India yang memungkinkan India mengurangi impor minyak Rusia turut memberikan dorongan positif bagi harga minyak global. “Hal ini berpotensi meningkatkan permintaan terhadap jenis minyak lainnya, terutama dari Timur Tengah dan Amerika Serikat,” jelas Kim.
Baca Juga : “RUU Keamanan Siber Rampung, Pemerintah Pastikan TNI Tak Dilibatkan sebagai Penyidik!“
Prospek Harga Minyak: Ketidakpastian Tetap Tinggi
Meski harga minyak mencatat kenaikan signifikan, analis memperingatkan bahwa volatilitas pasar masih tinggi. Musim sepi permintaan yang biasanya terjadi dari akhir September hingga November dapat menahan potensi kenaikan lebih lanjut. Namun, kombinasi antara sanksi ekonomi, tensi geopolitik, dan ketatnya pasokan tetap memberikan dukungan kuat bagi harga.
Data dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS menurun selama dua pekan berturut-turut, memperkuat sinyal pengetatan pasar. Sementara itu, kebijakan OPEC+ yang menahan produksi tetap menjadi faktor penentu utama arah harga dalam jangka pendek.
Kesimpulan: Harga Minyak Terus Menguat di Tengah Tekanan Global
Kenaikan harga minyak dunia pada pekan ini mencerminkan kombinasi kompleks antara faktor geopolitik, kebijakan perdagangan, dan dinamika pasar energi global. Sanksi baru AS terhadap perusahaan minyak Rusia telah mempersempit pasokan, sementara negosiasi dagang antarnegara besar menambah lapisan ketidakpastian baru.
Baca Juga :”9 Tempat Paling Suci di Dunia, dari Mekkah hingga Gunung Sinai“
